Rabu, 06 Mei 2009

sinkritisme film dakwah

SINKRETISME FILM DAKWAH

Film adalah salah satu bentuk media massa yang berupa gambar bergerak. Film merupakan bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Dari beberapa bentuk media massa, film lebih dahulu menjadi media hiburan. Saat ini Lebih dari jutaan orang menonton film di bioskop, film televise ataupun DVD.

Pengaruh film terhadap jiwa manusia sangat besar. Dalam satu proses menonton film, terjadi suatu gejala yang disebut oleh ahli psiklogi sebagai identifikasi psikologis. Ketika proses deciding terjadi, para penonton sering kali meniru seluruh pribadinya dengan salah seorang tokoh dalam film tersebut. Penonton bukan hanya dapat memahmi atau merasakan apa yang terjadi dalam film itu, lebih dari itu mereka juga seolah ikut mengalami sendiri setiap adegan dalam film.

Pengaruh film tidak hanya sampai disitu. Pesan-pesan yang termuat dalam alur cerita film akan membekas dalam jiwa penonton. Lebih jauh, pesan itu akan membentuk karakter penonton. Oleh karena itu, menurut Onong Uchyana Effendi (2000), film merupakan medium komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan. Bahkan, Jacob sumarjo, dari pusat pendidikan film dan televise, menyatakan bahwa film bereperan sebagai pengalaman dan nilai.

Hal ini sesuai dengan ungkapan beberapa ahli komunikasi dan psikologi bahwa media massa salah satunya film mempunyai dampak sangat besar bagi penontonya, baik dampak positif maupun negative. Dampak ini bisa terlihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dampak kognitif dapat terdeteksi dari adanya perubahan pengetahuan, wawasan dan pemikiran. Dan dampak afektif adalah perubahan pada emosi atau perasaan yang timbul ketika atau sesudah menonton film. Serta dampak psikomotorik bisa dilihat dari adanya perubahan kecenderungan prilaku.

Mengingat begitu banyak pengaruh film untuk penontonya. Maka akan sangat bermanfaat apabila film digunakan sebagai media untuk berdakwah. yaitu media untuk mengajak kepada kebenaran sesuai dengan aturan Allah swt. Berdakawh melalaui film tentunya mempunyai kelebihan-kelebihan lain dengan berdakwah melalui media yang lainnya. Lewat film, penonton bisa menerima pesannnya tanpa merasa digurui. Hal ini sesuai dengan anjuran Allah yang menyatakan bahwa untuk mengkomunkasikan pesan, hendaklah dilakukan secara qaulan syadidan, pesan yang disampaikan secara benar, menyentuh, dan membekas dalam hati.

Tentunya apabila digunakan secara optimal, film dapat menjadi media yang sangat efektif untuk berdakwah, mengajakan umat kepada jalan kebenaran guna mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Tapi apakah film yang ada sekarang sudah bener-benar islami, sehingga bisa digunakan sebagai salah satu media dakwah?

Film saat ini yang diklaim oleh beberapa kalangan sebagai film Islami yang bisa menjadi salah satu media dakwah, ternyata belum tentu benar-benar Islami. Karena setelah diteli dan dikaji lebih dalam film tersebut hanya menggunakan symbol-simbol Islam saja dan sangat miskin akan makna atau nilai-nilai Islam.

Keadaan seperti ini bukanlah tanpa alasan, interaksi antara media massa salah satunya film masih dianggap kontroversial. Di satu pihak film dalam menyiadakan diri sebagai media dakwah tak mungkin melepaskan diri dari industrialisasi dan fungsi komersil film. Tak dapat dielakan bahwa fungsi komersial sangat menunjang keberlangsungan suatu film. Film tak akan bisa diproduksi tanpa adanya modal dari investor, investor tentunya menginnginkan modalnya kembali dalam jumlah yang berkali lipat.

Belum tentu yang diharamkan bagi komunikasi dakwah, haram juga bagi kebutuhan indutrialisasi film, karena akan selalu berorintasi pada profit. Dengan demikian, perintah agama lewat dakwah Islam belum tentu terakomodasikan secara menyeluruh ke dalam produksi film yang terikat pada tuntutan induatrialisasi. Hal ini menurut A. Muis adalah sebab terjadinya sinkretisme, di satu pihak banyak adegen yang mencermikan islam tapi di piha klain juga lebih banyak lagi adegan amora yang lebih komersial .

Oleh karena itu dibutuhkan orang-orang yang bergelut di dunia perfilm-an yang konsisten pada prinsipnya untuk memproduksi film yang benar-benar bernilai Islam tidak hanya bersimbol Islam. Saat ini memang sudah ada beberapa film yang dianggap cukup memenuhi persyaratan tersebut, seperti film “murrabi” walaupun pada kenyataannya film ini kurang booming. Ataupun film “laskar Pelangi” yang sangat dalam makna Islam.

Tidak ada komentar: