Rabu, 06 Mei 2009

radio siaran sebagai media tabligh


Radio sairan adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman, televise dan media yang lainnya. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya.
Radio siaran dikatakan sebagai kekuatan kelima atau the fifth estate setelah surat kabar. Dikatakan demikian karena radio siran mempunyai fungsi yang sama dengan surat kabar, yakni fungsi kontrol, memberi informasi, menghibur, mendidik dan melakukan persuasi.
Fungsi radio siaran tersebut akan terjabarkan dengan keefektifan radio siaran sebagai salah satu media massa. Keefektifan ini bisa dilihat dari daya kekuatan yang dimilki radio siaran yang, antara lain, daya langsung, daya tembus, dan daya tarik. Daya langsung radio siaran berkaitan dengan pelaksaan proses penyiaran yang berlangsung dengan mudah dan cepat. Yang dimaksud dengan daya langsung bahwa radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan. Sedangkan daya tariknya berkaitan erat dengan musik, kata-kata dan efek suara.
Dengan fungsi dan karakteristik tersebut, radio siaran dapat dijadikan media yang efektif untuk bertabligh. Dalam hal ini tabligh merupakan suatu penyebarluasan ajaran Islam yang memilki ciri-ciri tertentu. Ia bersifat incidental, oral, massal, seremonial, bahkan kolosal. Ia terbuka bagi beragam agregat sosial dari berbagai kategori. Ia berhubungan dengan peristiwa penting dalam kehidupan manusia secara individual atau kolektif.
Di samping itu, ia juga mencakup penyebarluasan ajaran Islam melalui sarana pemancarana atau sarana transmisi dengan mengugunakan elektromagnetik yang diterima oleh pesawat radio atau telivisi. Ia juga bersifat massal, bahkan bisa tanpa batasan ruang dan wilayah. Walaupun karena jangkauannya yang luas, intensitasnya relative rendah.
Dengan demikian hubungan tabligh dengan perkembangan teknologi komunikasi, salah satunya radio siaran, tidak diragunakan lagi memiliki kaitan yang sangat erat, malahan tidak bisa dipisahkan. Tabligh disadari atau tidak, memerlukan teknologi komunikasi sebagai media untuk mencapai mad’unya.
Kian hari media komunikasi semakin berkembang. Perkembangan teknologi komunikasi tersebut merupakan peluang sekaligus tantanan bagi para muballigh. Dikatakan sebagai peluang, berarti dengan semakin beragamnya media komunikasi dan semakin praktis dan efektif seorang komunikator berhubungan dengan komunikan, maka jika media komunikasi massa tersebut digunakan untuk bertabligh, akan menjadikan tabligh cepat dan tepat kepada sasarannya.Akan tetapi, ia juga bisa dikatakan sebagai tantangan, sebab untuk menggunakannya saja, para muballigh perlu memiliki keterampilan

Tidak ada komentar: